Malaysia Targetkan Indonesia Hancur

HUBUNGAN Indonesia-Malaysia, di ambang kritis. Penganiayaan TKI, pelanggaran tapal batas di Ambalat, klaim pulau hingga tari dan lagu, teroris hingga pemasok narkoba kelas yahud, disyaki sebagai upaya menghancurkan kedaulatan negara ini.

“Saya menganggap hubungan Indonesia Malaysia sudah pada titik kritis. Kalau bangsa lain menghadapi ini sudah pasti perang. Kalau pemerintah kita masih saja cengengesan, silakan saja,” ungkap Dewan Pertimbangan Pusat Partai Gerindra, Permadi di Jakarta.

Terkait dugaan upaya menghancurkan itu juga tercuat dalam paparan pers yang berlangsung di Aula Media Care, Dirjen BC Kanwil I di Belawan, Minggu (30/8) sore, seperti disebutkan Direktur Penindakan dan Penyidikan (P2) Bea Cukai Belawan, Thomas Sugijata.

“Negara tetangga merupakan ancaman bagi kita, misalnya, orang asing yang menyuruh orang kita untuk membawa sabu, ekstasi ataupun heroin atau juga bahan baku pembuatnya. Kalau kita telusuri, mengapa barang haram itu bisa masuk ke wilayah kita dengan mudahnya? tentu ini menjadi suatu pertanyaan, bagaimana bisa masuk padahal di negara asalnya kan udah pasti diperiksa? Kenapa masih bisa lolos dari sana?” ucap Thomas Sugijata.

Kata dia, dari banyaknya kasus barang illegal khususnya narkoba yang masuk dari luar, Malaysia menempati rating tertinggi. Hal itu terutama lewat jalur perairan Indonesia yang berada di Belawan dan Teluk Nibung.

Mirisnya, warga Indonesia yang kerap dijadikan kurir pembawa barang haram tersebut dengan menggunakan kapal-kapal asal luar negeri.

“Dari data yang kita miliki, di tahun 2008 Bea Cukai Pelabuhan Belawan, Polonia dan BC Teluk Nibung telah menangkap pelaku pembawa narkoba sebanyak 5 kasus, satu kasus heroin BC Belawan dengan barang bukti 3.322 Kilogram dengan satu tersangka wanita muda yang merupakan warga Indonesia dan 4 kasus sabu-sabu dengan tersangka juga warga Negara Indonesia,” beber Thomas.

Sedang tahun 2009 telah tercatat sekitar 15 kasus sabu dan ekstasi dengan tersangkanya wanita dan pria yang kesemuanya warga Negara Indonesia. Padahal pemilik barang haram itu adalah warga asing.

Masih ujar Thomas, sebelum meledaknya kasus Ambalat dan kasus tari Pendet dan berbagai kasus lainnya, pihak Bea cukai telah memiliki analisa akan hal ini. Mereka sudah memprediksi akan terjadi.

“Jauh hari kita telah memiliki analisa tentang keadaan kita yang saat ini lemah sehingga dengan mudahnya mereka memasukkan barang-barang illegal maupun barang haram ke wilayah kita,” sesal Thomas.

Thomas juga mengaku sangat menyayangkan sikap warga Indonesia yang mau saja dijadikan kurir barang-barang haram dari Malaysia. “Secara tidak langsung, mereka telah merusak generasi bangsa. Kita sebagai petugas penindakan dan penyidikan hanya bisa memproses dan menyerahkan perkara itu ke polisi,” ujarnya lagi.

Sementara berdasarkan data-data dari Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC), seperti disebutkan Kepala DJBC, Anuar Supriadi dalam jumpa pers itu, Malaysia adalah negara pemasok terbesar narkoba.

Kata Anuar, dua tahun belakangan saja peningkatannya sangat signifikan. Dari tangkapan 2008 di Belawan, Medan dan Teluk Nibung, setidaknya ada 3,322 kg heroin, 1460 gram sabu-sabu dan 49273 butir MDMA.

Sedangkan tahun 2009, sabu-sabu yang diamankan sudah mencapai 5854,98 gram dan 4,039 butir ketamin. “Malaysia merupakan pemasok terbesar narkoba ke Indonesia. Kita sudah melakukan koordinasi dengan pihak Malaysia. Sebenarnya jika mereka mau, mereka bisa menangkap bandar besar yang berada di Malaysia,” katanya.(

No comments:

Post a Comment

Followers

Pageviews